PENTINGKAH WAJIB MILITER DI NEGARA INDONESIA?

Wajib militer itu sendiri merupakan kewajiban kepada seseorang warga negara yang berumur dari 18-27 tahun untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan militer dalam jangka waktu yang lumayan lama dan guna untuk meningkatkan ketangguhan dan kedisiplinan seseorang itu sendiri agar memupuk rasa nasionalisme terhadap negara dimana mereka tinggal yang di khusus-kan untuk kaum pria. Wajib militer atau biasa disingkat dengan WAMIL biasanya digunakan untuk mengenalkan, melatih, meningkatkan, dan memberikan pengetahuan dalam menghadapi situasi-situasi yang berasa mengancam pertahanan, keamanan serta menjadi momok keberanian dan kemandirian. 



Di Indonesia, pendidikan militer sudah bukan menjadi hal tabu dalam hal yang berurusan dengan perlindungan dan pertahanan negara yang dilakukan oleh pasukan angkatan kemiliteran, seperti angkatan laut, udara, dan darat. Indonesia adalah negara memiliki kekayaan alam yang melimpah-ruah, yang terdiri dari daratan serta lautan yang membentang luas. Hal itu jelas membuat Negara Indonesia menjadi sangat rawan dari ancaman serta serangan dari luar. Keamanan negara seperti yang diamanatkan UUD 1945 memang bukan hanya urusan tentara saja, melainkan seluruh rakyat Indonesia walaupun sebatas komponen cadangan sistem pertahanannya. Di Indonesia sendiri-pun sudah banyak memiliki beribu-ribu anggota kemiliteran, lantas apa gunanya permberlakuan program wajib militer di Indonesia?


Menurut saya pribadi, Negara Indonesia memang Negara yang padat penduduk, dan memiliki banyak pengangguran serta tingginya angka tindak kriminalitas. Sementara pemerintah merupakan wadah yang seharusnya bisa mengatur dan mengarahkan para warga dan masyarakat dalam pemerataan sehingga tidak memunculkan banyak konflik. Konflik-konflik tersebut bisa berupa korupsi, tidak meratanya dana bantuan atau pendistribusian dana, tindakan kejahatan, perdagangan gelap dan masih banyak yang lainnya. Banyaknya kebijakan-kebijakan yang sudah dirancang bahkan sudah diterapkan tidak banyak yang berhasil dan berlangsung lama. Ini bisa jadi faktor pemicu konflik di Negara. Hubungan hal tersebut dengan program wajib militer adalah banyak masyarakat awam yang belum terlalu mengenal apa itu nasionalisme serta cinta tanah air serta rela berkorban untuk negaranya sendiri karena Indonesia memliki banyak kebudayaan, suku dan sebagian masyarakat kita masih memiliki hukum adat tertentu dan masih percaya kepada kebudayaan-kebudayaan nenek moyang leluhurnya yang entah itu ada yang bertentangan dengan aturan Negara maupun tidak. Masyarakat sendiri-pun memiliki tipe dan status yang berbeda. Ada masyarakat pasif, aktif dan masyarakat yang hanya tahu dan jarang ikut andil. Masyarakat yang aktif biasanya adalah masyrakat yang ikut langsung terjun dalam urusan kenegaraan, sementara masyarakat yang tahu dan jarang ikut andil adalah masyarakat sipil yang hanya mengetahui isu dan berita Negara tanpa perlu mengurusinya terlalu jauh dan dalam, sementara masyrakat pasif adalah masyrakat yang mungkin sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai isu, berita dan apa yang sedang terjadi dengan negaranya.
Dalam konteks nasionalisme, cinta pada tanah air dan siap rela berkorban untuk negaranya sudah pasti menjadi kewajiban kita sebagai warga negara untuk tetap menyanjung, mempertahankan, dan membela negara sendiri. Hal tersebut pasti sudah tentu ada di setiap negara, baik negara yang sudah maju maupun yang masih berkembang.
Pemberlakuan program wajib militer oleh pemerintah pasti memiliki pro dan kontra. Terus terang saja, saya pribadi masih belum terlalu yakin dengan adanya program wajib militer yang akan diadakan oleh pemerintah. Dari segi kontra dan ditinjau dari sisi penyediaan fasilitas dan sosialisasi saja tentu terlihat akan berdampak luar biasa besar pada anggaran, yang bahkan sampai saat ini pembicaraan lebih rinci mengenai anggaran antara pemerintah dengan DPR belum dilakukan. Jelas, menjadi kontra dari sisi lainnya. Maka dari itu kesiapan Negara dalam memberlakukan program ini haruslah disiapkan secara terstruktur dan matang.
Belum lagi terhadap masyarakat awam yang tidak mengerti apa itu wajib militer tanpa tahu hak-hak dan kewajiban-kewajiban sebagai warga Negara yang harus diwajibkan mengikuti program ini tentu akan menuai banyak kontroversi serta masyarakat yang memiliki aset perusahaan dan usaha dalam berproduktivitas akan menganggap program ini hanya akan membuang-buang waktunya.
Selain itu, kontra dari adanya program ini adalah bagi mereka yang diwajibkan untuk mengenyam program ini akan dilatih baik secara fisik, mental, dan psikologis akan unjuk gigi dan merasa paling jago dan handal dalam hal bertarung untuk menunjukan siapa yang paling hebat. Pasalnya pendidikan milier diajarkan keterampilan untuk bertahan dan membunuh. Serta kekhawatiran akan adanya angkatan kesekian setelah TNI AD, AL, dan AU. Dulu sekitar tahun ’60-an pernah muncul wacana dari PKI tentang pembentukan Angkatan Kelima (setelah AD, AL, AU, dan Polisi), yaitu mempersenjatai buruh dan petani. Wacana ini ditentang keras oleh pihak militer. Dengan banyaknya partai politik, organisasi masyarakat, LSM, organisasi keagamaan, dan organisasi-organisasi lain di Indonesia sekarang ini, dikhawatirkan anggota organisasi yang telah mengecap wajib militer akan menggunakan kepandaiannya untuk membentuk sayap militer bagi masing-masing organisasinya. Bisa dibayangkan bila separuh saja organisasi di Indonesia memiliki sayap militer, tidak mustahil mereka akan menggunakannya untuk mendukung tindakan atau kebjakan organisasi. Yang ada Indonesia akan makin terpecah belah.
Tidak hanya itu, bagaimana dengan perasaan dan kegelisahan suatu keluarga terutama khusunya bagi kaum wanita yang merasa takut jika salah satu anggota keluarganya, baik suami, kakak, adik, atau bahkan anaknya akan mengalami cacat dan meninggal dalam pelatihan wajib militer tersebut tentu akan ada penolakan atas dasar rasa ketakutan dan kegelisahan dari kaum wanita yang tidak rela bagi anggota keluarganya yang ikut dalam wajib militer.
Namun dari segi pro untuk program ini juga banyak mendapatkan keuntungan, salah satunya menjadi disiplin, tidak adanya jam ngaret yang sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia,lalu akan bersikap taktis dalam kehidupan sehari-hari jika dalam keadaan mendesak atau terburu-buru sikap taktis ini yang akan menolong kita untuk tetap siap dan tepat waktu. Tak hanya itu, mental juga akan menjadi lebih siap dan lebih terlatih, kebanyakan masyrakat Indonesia masih mempunyai mental tempe atau cenderung kurang berani dalam menghadapi masalah. Di sisi lain mungkin wajib militer ini juga akan mengurangi angka tindak kriminalitas yang marak terjadi di Indonesia. Wamil bisa jadi alternatif buat angkatan kerja Indonesia yang jutaan jumlahnya: mereka yang menganggur bakal punya pilihan buat berkarir di militer.tahu sendiri kan angka pengangguran di Indonesia itu banyak? Nah untuk itu, dengan adanya program ini akan membuka peluang bagi mereka yang menganggur dan akan menurunkan angka pengangguran serta menjadikan mereka menjadi warga yang penuh semangat nasionalisme serta terampil,terdidik,terlatih, dan percaya diri.


Pada intinya, sikap bela negara memang sangat penting dimiliki bagi setiap warga suatu negara dan harus ditumbuhkan berdasarkan pada identitas negara tersebut. Sikap bela negara, tidak hanya berarti mau dan mampu mempertahankan negara. Bukan berarti pula tidak mempertahankan negara berarti tidak memiliki sifat nasionalis. Nasionalisme tidak sesempit demikian. Program-program yang dibuat untuk menumbuhkan sikap bela negara harus benar-benar dievaluasi dari berbagai aspek. Tidak hanya melulu memikirkan tujuan, tapi proses dan pelaksanaan juga penting, bahkan persiapannya lebih penting lagi. Pro dan kontra dalam program yang diajukan memang hampir mustahil tidak bermunculan, tapi semoga saja program yang diajukan dan dibuat pemerintah memang sudah berdasarkan pemikiran-pemikiran yang terbaik.

Komentar